Aturan dan Jenis Tanaman untuk Membuat Mame Bonsai

Berdasarkan ukurannya bonsai digolongkan menjadi lima kategori, dan mame bonsai merupakan kategori paling mini. Namun karena sulit menghasilkan bonsai berukuran mini dengan bentuk yang seimbang proporsinya, maka aturannya dilonggarkan. Berikut ini perkembangannya. 
contoh mame bonsai

Dalam dunia perbonsaian dikenal adanya istilah mame bonsai, yaitu salah satu katagori bonsai yang ukurannya paling kecil. Jika ada aturan bahwa bonsai mini paling tinggi ukurannya maksimal 8 cm. Maka kini umumnya yang disebut dengan mame bonsai ukurannya dapat mencapai 12 cm. Dan ada juga yang menyebut mame bonsai berukuran maksimal 15 cm. Sebetlnya ini hanyalah sudut pandang bagi pecinta bonsai. Apapun ukurannya bonsai yang baik harus memiliki kualitas yang mumpuni. 

Bonsai yang berkualitas tentu terhindar dari cacat. Baik fisik maupun non fisik. Bonsai yang baik harus melalui masa training yang benar dan memakan waktu yang lama. Makin lama bonsai mengalami masa training di dalam pot maka akan terlihat jelas dari segi keutaannya. Akan berbeda jika bonsai yang tidak mengalami masa pelatihan yang lama. Ia akan tamaka seperti tanaman yang kecil tidak menunjukan keanggeran. 

Membuat mame bonsai pada dasarnya sama saja dengan membuat bonsai yang berukuran lebih besar, hanya lebih memerlukan ketelatenan dan kesabaran. Kesulitan yang sering muncul dalam membuat mame bonsai adalah dalam menghasilkan ranting. Biasanya ini disebabkan oleh media tanam yang digunakan tidak cocok. Untuk membuat mame bonsai selain kesuburan jga struktur media tanamnya harus disesuaikan dengan masa training. Selian itu karena pot untuk membuat mame bonsai berukuran kecil, maka masa penggantian media tanamnya harus lebih pendek daripada bonsai yang berukuran lebih besar dengan pot yang lebih besar pulan. 

Untuk membuat mame bonsai, hal-hal di bawah inilah yang perlu dieperhatikan, yaitu :
1. Tanaman bakal bonsai sebaiknya dari bibit asal biji, stek, atua cangkokan, karena lebih mudah dibentuk an gampang diarahkan gayanya, daripada bibit asal galian dari alam.
2. Untuk tahap awal bahan bonsai ditanam dalam pot sementara, yang ukurannya dua kali lipat pot bonsai permanen nantinya. Tujuannya agar tanaman cepat besar dan membentuk cabang dan ranting yang banyak.  
3. Media tanam yang digunakan harus subur. Selama dua tahun pertama masa training, media tanamnya harus berstruktur kasar. Tiga tahun berikutnya, diganti dengan media tanam yang lebih halus, tetapi masih agak kasar. Baru setelah itu, media tanam yang harus digunakan. 
4. Kawat untuk pembentukan harus pasa dan benar besar dan kecilnya. Tidak boleh terlalu kecil atau sebalinya. Pada saat pengawatan, lima belas hari sesudahnya sudah harus dieriksa, jika tanamannya jenis yang cepat pertumbuhannya. Jika keburu membesar, dapat menimbulkan luka di bekas lilitannya. Jika tanamannya jenis yang lambat pertumbuhannya, diperiksa enam minggu setelah pengkawatan. 
5.  Peangkaan untuk mengecilkan daun dilakukan kalau ranting-rantingnya sudah cukup banyak . kalau keburu dilakukan, akan kesulitan dalam pembentukan ranting. 
6. Pemangkasan cabang dan ranting dilakukan kalau bonsai sudah tua benar dan sebaliknya dilakukan setiap enam bulan sekali. 
7. Penggantian media tanam berikut pemangksan akar, sebaiknya dilkukan enam bulan sekali. Sebab potnya kecil, sehingga lebih cepat dipenuhi akar. Berbeda dengan bonsai yang berukuran lebih besar, penggantian media tanamnya biasanya cukup setiap 1 atau 2 tahun sekali. 

Jenis tanaman untuk Mame Bonsai
Kesulitan lain dalam pembuatan bonsai mini ini ialah tercapainya bentuk yang seimbagn dengan ukuran yang sekecil itu. 
Karena itu tidak semua jenis tanaman bisa ideal untuk membuat mame bonsai. Berdasarkan pengamatan beberapa jenis yang telah berhasil baik untuk dibuat mame bonsai adalah mirten, beringin, beringin karet, cemara buaya, cemara duri, cemara puapua, serut pagar, dan ulmus. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar